Sebelum
menjelaskan model-model pengembangan kurikulum, penting sekali mengetahui
definisi model terlebih dahulu. Model adalah contoh, acuan, atau ragam dari
sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Pemilihan suatu model pengembangan
kurikulum tidak hanya didasarkan pada kelebihan dan kebaikannya saja, tetapi
juga ketercapaian kurikulum yang optimal serta disesuaikan dengan sistem
pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang tepat.
Model pengembangan kurikulum
merupakan suatu alternative prosedur dalam rangka mendesain (designing),
menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu
kurikulum. Oleh karena itu, model pengembangan kurikulum harus dapat
menggambarkan suatu proses sistem pembelajaran yang dapat memebuhi berbagai
kebutuhan dan standar keberhasilan pendidikan. Dalam bahasan ini, yang dimaksud
dengan model pengembangan kurikulum sebenarnya adalah langkah atau prosedur
sistematis dalam proses penyusunan suatu kurikulum. Pengertian ini senada
dengan pengertian model sebagai acuan untuk mengembangkan kurikulum.
Banyak sekali model pengembangan
kurikulum yang ada, mulai dari model Tyler, Administratif, Grassroot,
Demonstrasi, Seller dan Miller, Taba, dan model Beauchamp.
§ Model Tyler
Menurut Tyler ada empat tahap yang harus dilakukan dalam
pengembangan kurikulum, yang meliputi:
1.
Menentukan tujuan pendidikan
Dalam penyusunan suatu kurikulum, merumuskan
tujuan merupakan langkah pertama dan utama yang harus dikerjakan. Sebab, tujuan
merupakan arah atau sasaran pendidikan.
2.
Menentukan proses pembelajaran
Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam
penentuan proses pembelajaran adalah persepsi dan latar belakang kemampuan
peserta didik. Artinya, pengalaman yang sudah dimiliki siswa harus menjadi
bahan pertimbangan dalam menentukan proses pembelajaran selanjutnya.
3.
Menentukan organisasi pengalaman belajar.
Pengalaman belajar di dalamnya mencakup tahapan-tahapan
belajar dan isi, atau materi belajar.
4.
Menentukan evaluasi pembelajaran.
Jenis penilaian yang akan digunakan, harus
disesuaikan dengan jenis dan sifat dari tujuan pendidikan atau pembelajaran,
materi pembelajaran, dan proses belajar
yang telah ditetapkan sebelumnya.
§ Model Administratif
Pengembangan kurikulum ini disebut juga dengan istilah dari
atas ke bawah (top down) atau staf lini (line-staff procedure),
artinya pengembangan kurikulum ini ide awal dan pelaksanaannya dimulai dari
pejabat tingkat atas pembuat kebutuhan dan kebijakan berkaitan dengan
pengembangan kurikulum. Tim ini sekaligus sebagai tim pengarah dan pengembangan
kurikulum.
§ Model Grass Roots
Pengembangan kurikulum model ini kebalikan dari model
administrasi. Model Grass Roots
merupakan model pengembangan kurikulum yang dimulai dari arus bawah.
Dalam prosesnya pengembangan kurikulum ini diawali atau dimulai dari gagasan
guru-guru sebagai pelaksana pendidikan di sekolah. Model ini lebih demokratis
karena pengembanngan dilakukan oleh para pelaksana di lapangan.
§ Model Demonstrasi
Sebenarnya model demonstrasi ini bersifat seperti model grass
roots yang datangnya dari bawah. Semula merupakan suatu upaya inovasi
kurikulum dalam skala kecil yang selanjutnya digunakan dalam skala yang lebih
luas. Namun, karena sikap yang ingin merubah
atau mengganti kurikulum yang ada, sehingga dalam prosesnya sering
mendapat tantangan atau ketidaksetujuan dari pihak-pihak tertentu.
§ Model Miller-Seller
Pengembangan kurikulum ini ada perbedaan dengan
model-model sebelumnya. karen model pengembangan kurikulum Miller-Seller
merupakan kombinasi pengembangan kurikulum model transmisi (Gangne) dan model
transaksi (Taba’ dan Robinson).
1.
Klarifikasi Orientasi Kurikulum
2.
Pengembangan Tujuan
3.
Identifikasi Model Mengajar
4.
Implementasi
§ Model Taba
Berbeda dengan
model yang dikembangkan Tyler, model Taba lebih menitikberatkan kepada
bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai suatu proses perbaikan dan
penyempurnaan. Oleh karena itu, dalam model ini dikembangkan tahapan-tahapan
yang harus dilakukan oleh para pengembang kurikulum.
§ Model Beauchamp
Beauchamp
mengatakan bahwa pengembangan kurikulum melalui lima tahap, yaitu :
1. Menentukan arena atau
wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum.
2.
Menentapkan personalia.
3.
Organisasi dan prosedur kurikulum.
4.
Implementasi kurikulum.
5.
Evaluasi kurikulum.
Selain
model kurikulum, suatu kurikulum membutuhkan pengaturan yang dinamakan dnegan
organisasi kurikulum. Organisasi kurikulum merupakan pola susunan sajian isi
kurikulum yang bertujuan untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan
pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga
tujuan pelajaran dapat dicapai secara efektif.
Referensi:
Azham (----) Model-model pengembangan
kurikulum. [Online] Tersedia:
kurikulum.html [6 Maret 2013]
Tim Dosen Pengembang Kurikulum
dan Pembelajaran (2009) Kurikulum dan Pembelajaran.
Bandung: FIP
Bandung: FIP
terima kasih mbak.. telah membantu, buat referensi. salam kenal..:) maen juga ya ke http://yosepriwm.blogspot.com/
BalasHapus