Selasa, 05 Maret 2013

MODEL PENGEMBANGAN DAN ORGANISASI KURIKULUM



Sebelum menjelaskan model-model pengembangan kurikulum, penting sekali mengetahui definisi model terlebih dahulu. Model adalah contoh, acuan, atau ragam dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum tidak hanya didasarkan pada kelebihan dan kebaikannya saja, tetapi juga ketercapaian kurikulum yang optimal serta disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang tepat.
Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternative prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Oleh karena itu, model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem pembelajaran yang dapat memebuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan pendidikan. Dalam bahasan ini, yang dimaksud dengan model pengembangan kurikulum sebenarnya adalah langkah atau prosedur sistematis dalam proses penyusunan suatu kurikulum. Pengertian ini senada dengan pengertian model sebagai acuan untuk mengembangkan kurikulum.
Banyak sekali model pengembangan kurikulum yang ada, mulai dari model Tyler, Administratif, Grassroot, Demonstrasi, Seller dan Miller, Taba, dan model Beauchamp.
§   Model Tyler
Menurut Tyler ada empat tahap yang harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum, yang meliputi:
1.      Menentukan tujuan pendidikan
Dalam penyusunan suatu kurikulum, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama dan utama yang harus dikerjakan. Sebab, tujuan merupakan arah atau sasaran pendidikan.
2.      Menentukan proses pembelajaran
Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam penentuan proses pembelajaran adalah persepsi dan latar belakang kemampuan peserta didik. Artinya, pengalaman yang sudah dimiliki siswa harus menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan proses pembelajaran selanjutnya.
3.      Menentukan organisasi pengalaman belajar.
Pengalaman belajar di dalamnya mencakup tahapan-tahapan belajar dan isi, atau materi belajar.
4.      Menentukan evaluasi pembelajaran.
Jenis penilaian yang akan digunakan, harus disesuaikan dengan jenis dan sifat dari tujuan pendidikan atau pembelajaran, materi pembelajaran, dan proses belajar  yang telah ditetapkan sebelumnya.


§   Model Administratif
Pengembangan kurikulum ini disebut juga dengan istilah dari atas ke bawah (top down) atau staf lini (line-staff procedure), artinya pengembangan kurikulum ini ide awal dan pelaksanaannya dimulai dari pejabat tingkat atas pembuat kebutuhan dan kebijakan berkaitan dengan pengembangan kurikulum. Tim ini sekaligus sebagai tim pengarah dan pengembangan kurikulum.

§   Model Grass Roots
Pengembangan kurikulum model ini kebalikan dari model administrasi. Model Grass Roots  merupakan model pengembangan kurikulum yang dimulai dari arus bawah. Dalam prosesnya pengembangan kurikulum ini diawali atau dimulai dari gagasan guru-guru sebagai pelaksana pendidikan di sekolah. Model ini lebih demokratis karena pengembanngan dilakukan oleh para pelaksana di lapangan.

§   Model Demonstrasi
Sebenarnya model demonstrasi ini bersifat seperti model grass roots yang datangnya dari bawah. Semula merupakan suatu upaya inovasi kurikulum dalam skala kecil yang selanjutnya digunakan dalam skala yang lebih luas. Namun, karena sikap yang ingin merubah  atau mengganti kurikulum yang ada, sehingga dalam prosesnya sering mendapat tantangan atau ketidaksetujuan dari pihak-pihak tertentu.

§   Model Miller-Seller
Pengembangan kurikulum ini ada perbedaan dengan model-model sebelumnya. karen model pengembangan kurikulum Miller-Seller merupakan kombinasi pengembangan kurikulum model transmisi (Gangne) dan model transaksi (Taba’ dan Robinson).
1.      Klarifikasi Orientasi Kurikulum
2.      Pengembangan Tujuan
3.      Identifikasi Model Mengajar
4.      Implementasi

§   Model Taba
Berbeda dengan model yang dikembangkan Tyler, model Taba lebih menitikberatkan kepada bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai suatu proses perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, dalam model ini dikembangkan tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh para pengembang kurikulum.

§   Model Beauchamp
   Beauchamp mengatakan bahwa pengembangan kurikulum melalui lima tahap, yaitu :
1.      Menentukan arena atau wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum.
2.      Menentapkan personalia.
3.      Organisasi dan prosedur kurikulum.
4.      Implementasi kurikulum.
5.      Evaluasi kurikulum.

   Selain model kurikulum, suatu kurikulum membutuhkan pengaturan yang dinamakan dnegan organisasi kurikulum. Organisasi kurikulum merupakan pola susunan sajian isi kurikulum yang bertujuan untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan pelajaran dapat dicapai secara efektif.



Referensi:
Azham (----) Model-model pengembangan kurikulum. [Online] Tersedia:
     kurikulum.html [6 Maret 2013]
Tim Dosen Pengembang Kurikulum dan Pembelajaran (2009) Kurikulum dan Pembelajaran.  
     Bandung:   FIP

1 komentar:

  1. terima kasih mbak.. telah membantu, buat referensi. salam kenal..:) maen juga ya ke http://yosepriwm.blogspot.com/

    BalasHapus