Landasan adalah
dasar tempat berpijak atau tempat di mulainya suatu perbuatan. Dalam bahasa
Inggris, landasan disebut dengan istilah foundation, yang dalam bahasa
Indonesia menjadi fondasi. Fondasi
merupakan bagian terpenting untuk mengawali
sesuatu. Adapun menurut S. Wojowasito, (1972: 161), bahwa landasan dapat
diartikan sebagai alas, ataupun dapat diartikan sebagai fondasi, dasar, pedoman
dan sumber.
Landasan
merupakan sesuatu yang sangat penting karena tanpa adanya landasan, mungkin
saja seseorang tidak akan tahu apa yang menjadi tujuan akan hal yang
dilakukannya. Karena bagaimanapun kegiatan yang kita lakukan pasti berlandaskan
sesuatu. Misalnya belajar, landasannya ialah menuntut ilmu. Jelas bukan? Karna
kita bertujuan untuk mendapatkan ilmu jadi landasannya adalah menuntut ilmu.
Dan menuntut ilmu tersebut merupakan prinsip bagi setiap orang yang belajar.
Dengan demikian
landasan pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu gagasan, suatu
asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum. Kurikulum sebagai suatu sistem terdiri atas empat komponen, yaitu: komponen
tujuan (aims, goals, objectives), isi/ materi (contents), proses
pembelajaran (learning activities), dan komponen evaluasi (evaluations).
Keempat komponen tersebut memiliki fungsi yang sama penting, komponen bisa
menjalankan fungsinya secara tepat dan bersinergi jika ditopang oleh sejumlah
landasan yang mendukung pengembangan kurikulum.
Adapun dalam
pelaksanaanya, pengembangan kurikulum dilandasi oleh empat landasan, yaitu:
1. Landasan Filosofis,
yaitu asumsi asumsi tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat
pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum. Asumsi-asumsi filosofis tersebut berimplikasi pada rumusan tujuan
pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta
pada peranan peserta didik dan peranan pendidikan.
2. Landasan Psikologis,
adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi yang dijadikan titik tolak
dalam mengembangkan kurikulum. Ada dua jenis psikologi yang harus menjadi acuan
yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan
mempelajari proses dan karakteristik perkembangan peserta didik sebagai subjek
pendidikan, sedangkan psikologi belajar mempelajari tingkah laku peserta didik
dalam situasi belajar. Ada tiga jenis teori belajar yang mempunyai pengaruh
besar dalam pengembangan kurikulum, yaitu teori belajar kognitif, behavioristik,
dan humanistic.
3.
Landasan Sosiologis (Social
Budaya), adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari sosiologi dan
antropologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Karakteristik sosial budaya di mana peserta didik hidup berimplikasi pada
program pendidikan yang akan dikembangkan. Sesuai dengan peranan kurikulum
yakni peranan konservatif.
4.
Landasan Ilmiah dan Teknologi,
adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil-hasil riset atau penelitian dan
aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum. Pengembangan kurikulum membutuhkan sumbangan dari berbagai kajian
ilmiah dan teknologi baik yang bersifat hardware maupun software sehingga
pendidikan yang dilaksanakan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sesuai dengan peranan kurikulum yakni peranan
kreatif.
Nah,
empat landasan itulah yang menjadi dasar pengembangan kurikulum. Memang sudah
seharusnya pengembangan kurikulum itu dilakukan. Karena dengan zaman yang terus
berkembang, maka kita juga membutuhkan pengembangan kurikulum yang lebih baik
untuk pendidikan di Indonesia kedepannya. Karena kurikulum merupakan salah satu
dari sekian banyak hal penting yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional yang telah digariskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Namun, ada hal yang harus diperhatikan
pula dalam pengembang kurikulum. Yakni memperhatikan peranan kurikulum. Jangan
sampai pengembangan kurikulum menghilangkan peranan kurikulum itu sendiri., kemajuan pendidikan seperti apa yang
diharapkan jika perkembangannya justru menghilangkan peranannya. Misalnya
peranan konservasi yang erat kaitannya dengan landasan pengembangan sosialisasi
(sosial budaya). Pemerintah menggagaskan untuk merealisasikan pengembangan
kurikulum muatan lokal. Dan untuk mata pelajaran muatan lokal tersebut telah
diwujudkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0412/U/1987
Tanggal 11 Juli 1987 tentang Penerapan Muatan Lokal Sekolah Dasar kemudian
disusul dengan penjabaran pelaksanaannya dalam keputusan Direktur Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah No.
137/C/Kep?M?1987 Tanggal 7 Oktober 1987. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pemerintah dalam melaksanakan pengembangan kurikulum sangatlah memperhatikan
landasan pengembangan kurikulum itu sendiri agar dapat saling bersinergi dengan
baik supaya menciptakan sistem pendidikan yang baik sehingga tujuan pendidikan juga
dapat tercapai.
Referensi:
Nursyamsi, Aji
(2010) Landasan Pengembangan Kurikulum.
Online [Tersedia] : http://neozonk.wordpress.com/2010/11/01/landasan pengembangan-kurikulum/ [11 Februari
2012]
Tim Dosen Pengembang Kurikulum
dan Pembelajaran (2009) Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: FIP
v
BalasHapus